26 November 2013

Berlari,kawan!



Berlari…yaaa,,kata ini menurutku memiliki makna yang sarat penuh dengan emosi,bukan emosi ingin memarahi, memukul, mencibir,menghina atau bahkan membunuh dengan cara menikamkan pisau dari belakang , atau dengan kalimat lain menusuk dari belakang…aaawwww! Hahaha

Keep Move On



Kamera…

Rolling…

Siappp…

Yaa… *jedorrrrr –suara tembakan
            (bukan balapan sebenarnya,ceritanya mau mulai syuting,tapi sutradaranya  mantan wasit lari yang pegang senapan tanda start dimulai… *emot ngakak guling guling

Passion?


Akhir2- akhir ini aku selalu memikirkan kata “passion”,
Bermula baca buku dari Wahyu Aditya a.k.a Waditya yang berjudul “Sila ke-6,Kreatif Sampai Mati yang sangat banyak membicarakan tentang bagaimana melatih berpikir kreatif.  Waditya, seorang Digital Artist dengan pelatihan, mendefinisikan dirinya sebagai ‘seorang aktivis dalam animasi dan desain. Dia adalah pendiri dari Sekolah HelloMotion untuk Animasi & Kreativitas. Waditya juga mendirikan HelloFest, sebuah festival pop culture yang terdiri dari 25 kategori,  salah satunya film pendek dan animasi yang setiap tahun menarik lebih dari 10.000 penonton muda dan profesional, menampilkan setiap tahun lebih dari 250 animasi pendek lokal baru dan bertujuan kembali menampilkan tren animasi internasional untuk mendidik dan menginspirasi animator dan penonton.
Selain itu, ia mengembangkan sebuah toko pakaian online bernama KDRI, menjual t shirt nasionalis yang dikombinasikan desain modern dengan sentuhan Indonesia.
Sebagai seorang animator pemenang penghargaan dan pembuat film, dia memulai karirnya di industri televisi sebelum mendirikan perusahaannya sendiri pada usia 24. Ia secara rutin mengajar dan mempromosikan film animasi untuk siswa di seluruh Indonesia dan aktif di Asosiasi Animasi Internasional.
Nah, dari situ aku mulai berfikir,mulai merasakan,mulai berlatih lebih peka ke-diri sendiri,lebih jujur pada diri sendiri,lupakan ego yang berlebihan,mulai dengan pertanyaan “siapa saya” dan “apa passion saya”. Melontarkan pertanyaan ke-diri sendiri dan harus dijawab itu tak mudah,mengenali diri sendiri bahkan lebih sulit. Dan akhirnya aku mulai dengan melakukan sesuatu yang aku senangi,apa itu,ya ini,menulis ini,hehe…begaye nih anak!! Sedikit demi sedkit aku melakukan kegiatan yang aku senangi,mencoba trus,ah tak tau hasilnya seperti apa,asalkan enjoy itu sudah cukup(untuk saat ini). Aku masih coba merasakan apakah ini benar-benar yang aku inginkan ataukah hanya pelarian semata dari segala kebingungan. Pada akhirnya aku berfikir lagi,mungkin kalo aku melakukan dengan teman yang memiliki pemikiran sama mungkin lebih baik,berharap si begitu. Yaaa ..tapi itu baru rencana,kendala lain masalah waktu. Sampai saat ini aku masih berfikir tentang hal itu “passion”. Apakah pekerjaan saat ini sudah mewalkili dari diriku sendiri,apakah aku sudah jujur dengan segala aktifitas ini. Beribu kali pikir untuk bisa tau. Mungkin memang harus menanyakan pada diri sendiri.
Segala perbuatan pasti ada pertanggung jawabannya,meskipun hal kecil.

Passion (from the Latin verb patī meaning to suffer) is a term applied to a very strong feeling about a person or thing. Passion is an intense emotion compelling, enthusiasm, or desire for anything.


Hari ini, hari Sabtu!



Rambutku masih berantakan,yang biasannya gaya mohawk namun kali ini masih lemas,malah cenderung kucel tak beraturan. kulihat jam diatas lemari sudah menunjukan pukul 8.10 pagi,aku sudah telat berangkat kerja,tak sempat mandi tapi aku sempatkan sarapan roti sisa semalam sambil minum kopi,untung saja dispenser selalu on,jadi sambil cuci muka dan ganti baju masih sempat minum kopi,paling tidak biar agak fresh muka ini.

Pemulung Dilarang Masuk



Pagi ini aku mulai berkhayal menjadi  seorang  bocah tengil,usam,memakai gelang karet hingga puluhan dilengan kanan. Sandal jepit dengan ukuran yang lebih besar dari kakiku ini selalu menemani tiap langkah  Kaos hitam bertuliskan “Woles” dibagian depan dan celana panjang hitam pemberian abangku ini menjadi  seragam kerja hari ini. Iya,tepat jam 5 pagi aku sudah siap berangkat kerja seperti yang lain. Tas karung besar dan besi laras panjang yang runcing dibagian pucuknya  sudah siap untuk dibawa.  Tak ada sarapan roti dengan aneka selai dan susu,yang ada hanya sisa nasi dan sayur semalam. aku buka pintu istanaku yang terbuat dari sisa potongan kayu dari toko kayu bekas sebelah,terhirup aroma khas daerah yang digunakan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Aku berjalan perlahan sembari menyapa orang-orang sekitar yang dengan aktivitasnya sendiri-sendiri bersiap untuk berjuang hari ini. Lokasi yang akan ku tuju adalah kawasan pabrik yang pasti disana juga terdapat ribuan orang bertempat tinggal dikos atau kontrakan. Lokasi pabrik tersebut tidak terlalu jauh dari rumahku,hampir 10Km. Setiap hari aku bisa berjalan dengan jarak yang berpuluh-puluh kilometer,tak pernah merasa lelah apalagi bosan,aku menikmati setiap langkahku,aku anggap seperti sedang berpariwisata mengelilingi Indonesia. Kakiku berjalan dengan cepat,karena tubuhku mungil  dan tak mungkin jangkauan langkah kakiku panjang. Memang sudah jadi  kebiasaanku berjalan cepat,tak tau kenapa,tapi begitu semangat yang kurasakan ketika kukayuhkan kaki ini dengan cepat. Selain kakiku yang bisa melangkah dengan cepat,kedua mataku juga begitu jeli ketika ada sampah yang masih bisa dijual lagi. Begitu jelinya kedua mataku sampai-sampai aku bisa menilai kualitas sampah yang terlihat olehku. Dibantu oleh kedua tanganku yang terampil dan sigap jika melihat setumpukan sampah,mengoyak tumpukan sampah,mengorek hingga tumpukan paling bawah. Perjalananku sampai lokasi diperkirakan masih dua jam lebih,aku memilih lewat jalan perumahan warga,barangkali menemukan sesuatu yang berharga. Tak jarang juga aku dilarang masuk komplek perumahan,bukan dilarang oleh warga tapi dilarang masuk oleh plang atau papan bertuliskan “Pemulung dilarang masuk” dan hal itu sekarang sudah menjadi tren tiap komplek perumahan. Sampai saat ini aku tidak tau alasan orang membuat papan dengan tulisan seperti itu. Apakah kehadiranku menakuti warga atau akan membuat bencana di komplek perumahan,tak tau apa yang dikhawatirkannya. Tapi aku selalu tenang dan tak  menghiraukan papan tersebut,karena aku bukan pemulung. Jika ditanya warga dan dilarang masuk akan aku jawab bahwa aku bukanlah pemulung,aku pejabat yang bekerja di Dinas Kebersihan kota setempat yang sedang melaksanakan tugas dilapangan.



Jangan Banyak Ketawa, nanti Nangis Belakangan



“Jangan banyak ketawa nanti nangis belakangan”.
 Pernah gak kalian denger kalimat itu?? Pasti pernah meskipun uda jarang yak,
Gue gak tau awal mula kalimat itu muncul darimana,apa dapet wangsit, nemu dijalan atau dikamar mandi  sambil nongkrong  -_-‘ ).  Kalo seinget gue si kalimat itu muncul dari orang tua kita. Dulu waktu gue lagi becandaan sama temen temen kampung di depan rumah gue,lagi ketawa cekikikan gak jelas kemudian nyokap gue nyamperin sama bilang “ sssttt,,jangan keblabasan,ntar nangis loh!!” kata nyokap.
Apa coba maksudnya,kita lagi asik ketawa terhabak habak (baca : terbahak bahak) kok tiba-tiba muncul dan berkata seperti itu. Saat itupun kami langsung diam,yah meskipun masih menahan ketawa biar gak berbunyi dan lama-lama suara ghaib pun muncul….tttuuuuuuuttttt,,brroootttttt ^^/ *sound efek kentut sedikit agak menggelegar  tapi tak nampak!  Mampuslah sudah lepas ketawa kita,dan langsung bubar lari sekencang kencangnya, sekencang silet!  -_-“
Boleh gue bilang kalimat itu seperti pepatah, peringatan, himbauan, kalo bahasa inggrisnya “MARNING” (huruf M harus lo baca dibalik).  Huruf M aja woyyyyyyy yang dibalik,bukan layarnyaa.. *emot melet
Kenapa gue bilang gitu????  Begini ceritanya…
*diam sejenak
(backsound –mengheningkan cipta)





Krikk ~~~~kriikkk ~~~~kriikk~~~~krikk~~~krikk~~~~krikkk~~~krikkk~~~~krikkkkkkkkkkkkkkkkk






*selesai

Begitu ceritanya..
Lalalala yeyeye lalalala yeyeye
Cuma anak yang berbakti ke orang tua yang bisa ngerti isi cerita gue barusan…*emot angel dengan lidah melet

                                               
                                 ************************************


Setelah di scan ternyata baru keliatan tulisan dibalik “krikk kriiikk” itu. Gini nih..

Menurut gue kalimat itu bisa diartikan dari berbagai bidang. Yang pertama dilihat dari bidang kesehatan,ya benar ketawa itu buat kita awet muda,bisa bikin fresh pikiran kita tapi kalo ketawa terus,apa kata orang ntar,pasti lo dikira orang gilak yang bisanya cuma ketawa trus keliling kampung gak pake baju. Makanya keluarlah kalimat itu sebagai himbauan. Trus percaya gak percaya kalo lo ketawa terus terusan bakalan keluar air mata,trus perut jadi mules,bikin badan jadi lemes,ntar malah jadi sakit trus nangis deh.. *emot mewek

Kalo dilihat dari bidang sosial,coba lo bayangin aja lagi ngumpul ama temen se gank se tanah air,tanah airku INDONESIA (ramenya kaya apa coba) tuh ketawa bareng ampe guling guling,dari yang gemuk jadi kurus,yang kurus langsung ilang kebawa angin…wwuuuuuzzzzzz komeng lewat *emot WOW
Ketawa disamping rumah orang yang lagi punya hajatan,nikahan deh misalnya,nah posisi itu lagi proses ijab qobul,nah yang ada kan malah gangguin tuh acara tetangga,bisa2 lu digibeng ama yg mau nikah+tamu undangan yg terhormat…trus akhirnya lu pada  babak belur dannnnn nangis lagi…*emot mewek. Maksud disini sebenarnya lo kan hidup gak sendirian,ada orang lain,lo hidup dilingkungan masyarakat,lo harus jaga tuh hubungan sama tetangga,jangan seenaknya sendiri,saling menghormati dan jangan berlebihan.

Kalo dari segi pendidikan nih,ceritanya lo abis acara wisuda, lo udah sarjana tuh yee, sempetin kumpul2 bareng teman se-gank se-tanah air, tanah airku INDONESIA,nongkrong bareng diparkiran depan kampus persis, kan disitu pasti lo cerita ngalor ngidul ketawa ketiwi sampi terbihik bihik (baca : sampe terbahak bahak-efek siti similikiti)…lanjut=> tanpa lo sadari di kampus lagi ada kuliah,dan di ruangan lagi ada dosen yang katanya Ngiller,eh salah *emot tepok jidat, maksudnya KILLER lagi ngajar,dosen itu keganggu sama volume ketawa lo,si dosen killer itu awalnya cuma bergumam aja dalam hati,tapi lama kelamaan karena ketawa lo sama teman2 lo makin kenceng,tuh dosen KILLER nongolin kepala dari jendela sambil ngomong, “Mas,bisa dikecilin gak suaranya? Saya lagi ngajar,tolong ya!! *emot alis mata naik keatas satu. Tapi lo gak gubris tuh pak Dosen,yang ada malah tambah kenceng suara lo (biasanya si gitu ya), yang ada ntar lo dilempar kursi ama whiteboard dari ruang kelas,terus nimpa lo sama temen2 lo,trus bocor deh tuh kepala daannnnnn nangis (lagi)…*emot mewek.
Maksudnya si seharusnya lo harus sopan, bisa nempatin diri dimanapun,apalagi lo itu lulusan sarjana,uda makan bangku sekolah selama 16 tahun,bisa dikatakan berpedidikan coyyyy..sadar sadarrrr..hehe

Terkahir nih kalo dilihat dari segi ekonomi,lo bayangin aja ketawa trus dari shubuh sampe ketemu shubuh lagi,apa gak kering tuh tenggorokan,gak laper tuh perut,gak mungkin kalo gak laper sama gak pengen minum,emang ular yang bisa nahan makan sebulan lebih,lo pasti butuh makan minum,nah itu makanan ama minuman dapet dari mana kalo gak beli? Nyuri? Inget lo itu anak yang berpendidikan  dan agamis,masa mau nyuri??? Pasti beli kan,pengeluaran lo nambah boros,iya kalo pas lagi ada duit,kalo kagak gimana coba?? Yang ada palingan nangisss (lagi dan lagi)…*emot mewek
Makanya jangan banyak ketawa,ntar gampang laper sama haus.


Kira-kira begitu menurut analisis gue. Mungkin kalimat yang lebih pas buat mengartikan pepatah itu ya jangan terlalu berlebihan,buat apa aja,kapan aja,dimana aja.
Ya mungkin segitu dulu pendapat gue tentang pepatah “Jangan banyak ketawa nanti nangis belakangan”.
Kalo mau dibahas dari semua bidang bisa aja,tapi apa lo gak kasian sama gue? Sama temen gue? Orang tua gue? Keluarga gue?  Heelllooooooowwwww…

Sekian. Kalo ada salah kata saya minta maaf. Segala kesalahan dan kekeliruan mutlak milik saya,segala kebenaran hanya milik Allah SWT. Tak ada manusia yang sempurna . Karena kesempurnaan hanya milik-NYA.
Sampai jumpa lagi.

+++++++++ cut…………
ceritanya lagi syuting




Mengenai Saya

Foto Saya
sikap sederhana, hidup harus LUAR BIASA.