Berlari…yaaa,,kata ini
menurutku memiliki makna yang sarat penuh dengan emosi,bukan emosi ingin
memarahi, memukul, mencibir,menghina atau bahkan membunuh dengan cara
menikamkan pisau dari belakang , atau dengan kalimat lain menusuk dari belakang…aaawwww!
Hahaha
26 November 2013
By:
Septian Hardiansyah
-
20.24
Keep Move On
Kamera…
Rolling…
Siappp…
Yaa…
*jedorrrrr –suara tembakan
(bukan balapan sebenarnya,ceritanya
mau mulai syuting,tapi sutradaranya
mantan wasit lari yang pegang senapan tanda start dimulai… *emot ngakak
guling guling
By:
Septian Hardiansyah
-
20.20
Passion?
Akhir2- akhir ini aku selalu
memikirkan kata “passion”,
Bermula baca buku dari Wahyu Aditya
a.k.a Waditya yang berjudul “Sila ke-6,Kreatif Sampai Mati yang sangat banyak
membicarakan tentang bagaimana melatih berpikir kreatif. Waditya, seorang Digital Artist dengan
pelatihan, mendefinisikan dirinya sebagai ‘seorang aktivis dalam animasi dan
desain. Dia adalah pendiri dari Sekolah HelloMotion untuk Animasi &
Kreativitas. Waditya juga mendirikan HelloFest,
sebuah festival pop culture yang terdiri dari 25 kategori, salah satunya
film pendek dan animasi yang setiap tahun menarik lebih dari 10.000 penonton
muda dan profesional, menampilkan setiap tahun lebih dari 250 animasi pendek
lokal baru dan bertujuan kembali menampilkan tren animasi internasional untuk
mendidik dan menginspirasi animator dan penonton.
Selain
itu, ia mengembangkan sebuah toko pakaian online bernama KDRI, menjual t shirt nasionalis yang dikombinasikan
desain modern dengan sentuhan Indonesia.
Sebagai
seorang animator pemenang penghargaan dan pembuat film, dia memulai karirnya di
industri televisi sebelum mendirikan perusahaannya sendiri pada usia 24. Ia
secara rutin mengajar dan mempromosikan film animasi untuk siswa di seluruh
Indonesia dan aktif di Asosiasi Animasi Internasional.
Nah, dari situ aku mulai
berfikir,mulai merasakan,mulai berlatih lebih peka ke-diri sendiri,lebih jujur
pada diri sendiri,lupakan ego yang berlebihan,mulai dengan pertanyaan “siapa
saya” dan “apa passion saya”. Melontarkan pertanyaan ke-diri sendiri dan harus
dijawab itu tak mudah,mengenali diri sendiri bahkan lebih sulit. Dan akhirnya
aku mulai dengan melakukan sesuatu yang aku senangi,apa itu,ya ini,menulis
ini,hehe…begaye nih anak!! Sedikit demi sedkit aku melakukan kegiatan yang aku
senangi,mencoba trus,ah tak tau hasilnya seperti apa,asalkan enjoy itu sudah
cukup(untuk saat ini). Aku masih coba merasakan apakah ini benar-benar yang aku
inginkan ataukah hanya pelarian semata dari segala kebingungan. Pada akhirnya
aku berfikir lagi,mungkin kalo aku melakukan dengan teman yang memiliki
pemikiran sama mungkin lebih baik,berharap si begitu. Yaaa ..tapi itu baru
rencana,kendala lain masalah waktu. Sampai saat ini aku masih berfikir tentang
hal itu “passion”. Apakah pekerjaan saat ini sudah mewalkili dari diriku
sendiri,apakah aku sudah jujur dengan segala aktifitas ini. Beribu kali pikir
untuk bisa tau. Mungkin memang harus menanyakan pada diri sendiri.
Segala perbuatan pasti ada
pertanggung jawabannya,meskipun hal kecil.
Passion (from the Latin verb patī
meaning to suffer) is a term applied to a very strong feeling about a person or
thing. Passion is an intense emotion compelling, enthusiasm, or desire for anything.
By:
Septian Hardiansyah
-
20.03
Hari ini, hari Sabtu!
Rambutku masih berantakan,yang biasannya gaya
mohawk namun kali ini masih lemas,malah cenderung kucel tak beraturan. kulihat
jam diatas lemari sudah menunjukan pukul 8.10 pagi,aku sudah telat berangkat
kerja,tak sempat mandi tapi aku sempatkan sarapan roti sisa semalam sambil
minum kopi,untung saja dispenser selalu on,jadi sambil cuci muka dan ganti baju
masih sempat minum kopi,paling tidak biar agak fresh muka ini.
By:
Septian Hardiansyah
-
19.59
Pemulung Dilarang Masuk
Pagi
ini aku mulai berkhayal menjadi
seorang bocah tengil,usam,memakai
gelang karet hingga puluhan dilengan kanan. Sandal jepit dengan ukuran yang
lebih besar dari kakiku ini selalu menemani tiap langkah Kaos hitam bertuliskan “Woles” dibagian depan dan
celana panjang hitam pemberian abangku ini menjadi seragam kerja hari ini. Iya,tepat jam 5 pagi
aku sudah siap berangkat kerja seperti yang lain. Tas karung besar dan besi
laras panjang yang runcing dibagian pucuknya sudah siap untuk dibawa. Tak ada sarapan roti dengan aneka selai dan
susu,yang ada hanya sisa nasi dan sayur semalam. aku buka pintu istanaku yang
terbuat dari sisa potongan kayu dari toko kayu bekas sebelah,terhirup aroma
khas daerah yang digunakan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Aku berjalan
perlahan sembari menyapa orang-orang sekitar yang dengan aktivitasnya
sendiri-sendiri bersiap untuk berjuang hari ini. Lokasi yang akan ku tuju
adalah kawasan pabrik yang pasti disana juga terdapat ribuan orang bertempat
tinggal dikos atau kontrakan. Lokasi pabrik tersebut tidak terlalu jauh dari rumahku,hampir
10Km. Setiap hari aku bisa berjalan dengan jarak yang berpuluh-puluh
kilometer,tak pernah merasa lelah apalagi bosan,aku menikmati setiap
langkahku,aku anggap seperti sedang berpariwisata mengelilingi Indonesia. Kakiku
berjalan dengan cepat,karena tubuhku mungil
dan tak mungkin jangkauan langkah kakiku panjang. Memang sudah jadi kebiasaanku berjalan cepat,tak tau
kenapa,tapi begitu semangat yang kurasakan ketika kukayuhkan kaki ini dengan
cepat. Selain kakiku yang bisa melangkah dengan cepat,kedua mataku juga begitu
jeli ketika ada sampah yang masih bisa dijual lagi. Begitu jelinya kedua mataku
sampai-sampai aku bisa menilai kualitas sampah yang terlihat olehku. Dibantu
oleh kedua tanganku yang terampil dan sigap jika melihat setumpukan
sampah,mengoyak tumpukan sampah,mengorek hingga tumpukan paling bawah. Perjalananku
sampai lokasi diperkirakan masih dua jam lebih,aku memilih lewat jalan
perumahan warga,barangkali menemukan sesuatu yang berharga. Tak jarang juga aku
dilarang masuk komplek perumahan,bukan dilarang oleh warga tapi dilarang masuk
oleh plang atau papan bertuliskan “Pemulung dilarang masuk” dan hal itu
sekarang sudah menjadi tren tiap komplek perumahan. Sampai saat ini aku tidak
tau alasan orang membuat papan dengan tulisan seperti itu. Apakah kehadiranku
menakuti warga atau akan membuat bencana di komplek perumahan,tak tau apa yang
dikhawatirkannya. Tapi aku selalu tenang dan tak menghiraukan papan tersebut,karena aku bukan
pemulung. Jika ditanya warga dan dilarang masuk akan aku jawab bahwa aku bukanlah
pemulung,aku pejabat yang bekerja di Dinas Kebersihan kota setempat yang sedang
melaksanakan tugas dilapangan.
By:
Septian Hardiansyah
-
19.52
Jangan Banyak Ketawa, nanti Nangis Belakangan
“Jangan
banyak ketawa nanti nangis belakangan”.
Pernah
gak kalian denger kalimat itu?? Pasti pernah meskipun uda jarang yak,
Gue
gak tau awal mula kalimat itu muncul darimana,apa dapet wangsit, nemu dijalan
atau dikamar mandi sambil nongkrong -_-‘ ).
Kalo seinget gue si kalimat itu muncul dari orang tua kita. Dulu waktu
gue lagi becandaan sama temen temen kampung di depan rumah gue,lagi ketawa
cekikikan gak jelas kemudian nyokap gue nyamperin sama bilang “ sssttt,,jangan
keblabasan,ntar nangis loh!!” kata nyokap.
Apa
coba maksudnya,kita lagi asik ketawa terhabak habak (baca : terbahak bahak) kok
tiba-tiba muncul dan berkata seperti itu. Saat itupun kami langsung diam,yah
meskipun masih menahan ketawa biar gak berbunyi dan lama-lama suara ghaib pun
muncul….tttuuuuuuuttttt,,brroootttttt ^^/ *sound efek kentut sedikit agak menggelegar
tapi tak nampak! Mampuslah sudah lepas ketawa kita,dan
langsung bubar lari sekencang kencangnya, sekencang silet! -_-“
Boleh
gue bilang kalimat itu seperti pepatah, peringatan, himbauan, kalo bahasa
inggrisnya “MARNING” (huruf M harus lo baca dibalik). Huruf M aja woyyyyyyy yang dibalik,bukan
layarnyaa.. *emot melet
Kenapa
gue bilang gitu???? Begini ceritanya…
*diam
sejenak
(backsound
–mengheningkan cipta)
Krikk
~~~~kriikkk
~~~~kriikk~~~~krikk~~~krikk~~~~krikkk~~~krikkk~~~~krikkkkkkkkkkkkkkkkk
*selesai
Begitu
ceritanya..
Lalalala
yeyeye lalalala yeyeye
Cuma
anak yang berbakti ke orang tua yang bisa ngerti isi cerita gue barusan…*emot
angel dengan lidah melet
************************************
Setelah
di scan ternyata baru keliatan tulisan dibalik “krikk kriiikk” itu. Gini nih..
Menurut
gue kalimat itu bisa diartikan dari berbagai bidang. Yang pertama dilihat dari
bidang kesehatan,ya benar ketawa itu buat kita awet muda,bisa bikin fresh
pikiran kita tapi kalo ketawa terus,apa kata orang ntar,pasti lo dikira orang
gilak yang bisanya cuma ketawa trus keliling kampung gak pake baju. Makanya
keluarlah kalimat itu sebagai himbauan. Trus percaya gak percaya kalo lo ketawa
terus terusan bakalan keluar air mata,trus perut jadi mules,bikin badan jadi
lemes,ntar malah jadi sakit trus nangis deh.. *emot mewek
Kalo
dilihat dari bidang sosial,coba lo bayangin aja lagi ngumpul ama temen se gank
se tanah air,tanah airku INDONESIA (ramenya kaya apa coba) tuh ketawa bareng
ampe guling guling,dari yang gemuk jadi kurus,yang kurus langsung ilang kebawa
angin…wwuuuuuzzzzzz komeng lewat *emot WOW
Ketawa
disamping rumah orang yang lagi punya hajatan,nikahan deh misalnya,nah posisi
itu lagi proses ijab qobul,nah yang ada kan malah gangguin tuh acara
tetangga,bisa2 lu digibeng ama yg mau nikah+tamu undangan yg terhormat…trus
akhirnya lu pada babak belur dannnnn
nangis lagi…*emot mewek. Maksud disini sebenarnya lo kan hidup gak
sendirian,ada orang lain,lo hidup dilingkungan masyarakat,lo harus jaga tuh
hubungan sama tetangga,jangan seenaknya sendiri,saling menghormati dan jangan
berlebihan.
Kalo
dari segi pendidikan nih,ceritanya lo abis acara wisuda, lo udah sarjana tuh
yee, sempetin kumpul2 bareng teman se-gank se-tanah air, tanah airku INDONESIA,nongkrong
bareng diparkiran depan kampus persis, kan disitu pasti lo cerita ngalor ngidul
ketawa ketiwi sampi terbihik bihik (baca : sampe terbahak bahak-efek siti
similikiti)…lanjut=> tanpa lo sadari di kampus lagi ada kuliah,dan di ruangan
lagi ada dosen yang katanya Ngiller,eh salah *emot tepok jidat, maksudnya
KILLER lagi ngajar,dosen itu keganggu sama volume ketawa lo,si dosen killer itu
awalnya cuma bergumam aja dalam hati,tapi lama kelamaan karena ketawa lo sama
teman2 lo makin kenceng,tuh dosen KILLER nongolin kepala dari jendela sambil
ngomong, “Mas,bisa dikecilin gak suaranya? Saya lagi ngajar,tolong ya!! *emot
alis mata naik keatas satu. Tapi lo gak gubris tuh pak Dosen,yang ada malah
tambah kenceng suara lo (biasanya si gitu ya), yang ada ntar lo dilempar kursi
ama whiteboard dari ruang kelas,terus nimpa lo sama temen2 lo,trus bocor deh
tuh kepala daannnnnn nangis (lagi)…*emot mewek.
Maksudnya
si seharusnya lo harus sopan, bisa nempatin diri dimanapun,apalagi lo itu
lulusan sarjana,uda makan bangku sekolah selama 16 tahun,bisa dikatakan
berpedidikan coyyyy..sadar sadarrrr..hehe
Terkahir
nih kalo dilihat dari segi ekonomi,lo bayangin aja ketawa trus dari shubuh
sampe ketemu shubuh lagi,apa gak kering tuh tenggorokan,gak laper tuh perut,gak
mungkin kalo gak laper sama gak pengen minum,emang ular yang bisa nahan makan
sebulan lebih,lo pasti butuh makan minum,nah itu makanan ama minuman dapet dari
mana kalo gak beli? Nyuri? Inget lo itu anak yang berpendidikan dan agamis,masa mau nyuri??? Pasti beli
kan,pengeluaran lo nambah boros,iya kalo pas lagi ada duit,kalo kagak gimana
coba?? Yang ada palingan nangisss (lagi dan lagi)…*emot mewek
Makanya
jangan banyak ketawa,ntar gampang laper sama haus.
Kira-kira
begitu menurut analisis gue. Mungkin kalimat yang lebih pas buat mengartikan
pepatah itu ya jangan terlalu berlebihan,buat apa aja,kapan aja,dimana aja.
Ya
mungkin segitu dulu pendapat gue tentang pepatah “Jangan banyak ketawa nanti
nangis belakangan”.
Kalo
mau dibahas dari semua bidang bisa aja,tapi apa lo gak kasian sama gue? Sama
temen gue? Orang tua gue? Keluarga gue?
Heelllooooooowwwww…
Sekian.
Kalo ada salah kata saya minta maaf. Segala kesalahan dan kekeliruan mutlak milik
saya,segala kebenaran hanya milik Allah SWT. Tak ada manusia yang sempurna .
Karena kesempurnaan hanya milik-NYA.
Sampai
jumpa lagi.
+++++++++ cut…………
ceritanya lagi syuting
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Category
Budaya Jepang
(
2
)
Karya pendek
(
3
)
kehidupan
(
8
)
Kehidupan Satwa
(
1
)
Kesehatan
(
2
)
Pendidikan
(
4
)
People and culture
(
1
)
Resensi Buku
(
4
)
Tips n Triks
(
2
)
Umum
(
5
)