11 Januari 2014

[be positive] 5 Hal yang Perlu Lebih Sering Kita Katakan untuk Orang Lain

1. "Everything Will be Alright"

Waktu orang terdekat kita lagi khawatir dan dilanda keadaan yang enggak mengenakan, kata-kata ini memang bisa dijadikan andalan. Tapi, kita enggak mesti mengatakannya di saat-saat seperti itu, kok. Waktu ada masalah dan kekhawatiran kecil, kita juga boleh memberikan sugesti positif dengan kata-kata ini.2. "You Can Do It!"

Kadang rasa percaya diri hilang begitu saja, waktu melihat ada yang lebih segala-galanya dari kita. Perasaan itu datang, karena kita enggak percaya kemampuan yang kita punya. Biar diri kita dan orang di sekitar kita sadar akan kemampuan yang mereka punya, kalimat ini wajib buat dikatakan berulang kali.


3. "Aku memaafkanmu"

Memaafkan seseorang yang membuat kesalahan besar memang sulit. Tapi, terkadang tanpa disadari ada kesalahan kecil yang terlalu kita besar-besarkan. Buat mengucapkan kata yang satu ini memang butuh dorongan hati yang kuat. Sambil melatih diri, mulai maafkan kesalahan-kesalahan kecil yang orang di sekitar kita buat, Buat mengucapkan kata yang satu ini memang butuh dorongan hati yang kuat. Sambil melatih diri, mulai maafkan kesalahan-kesalahan kecil yang orang di sekitar kita buat, yuk.


4. "Terima Kasih"

Waktu mendengar kata yang satu ini, ada perasaan tertentu yang bikin kita merasa senang. Apalagi kalau orang yang mengatakannya terdengar tulus. Nah, kepengin orang lain merasakan kebahagiaan kecil kayak tadi enggak, gan? Terima kasih adalah hadiah kecil yang harganya enggak mahal. Kita bisa mengucapkannya secara cuma-cuma dan menyenangkan hati orang yang mendengarnya juga.


5. "Kamu Keren!"

Memuji orang di sekitar kita bakalan susah kalau kita enggak terbiasa melakukannya. Kadang kita merasa apa yang dilakukan atau dikatakan teman kita keren, tapi kita cuma menanggapinya dengan obrolan biasa atau diam-diam kagum. Enggak ada salahnya mengungkapkan rasa kagum, justru hal ini bikin orang di sekitar kita senang.
 
imajiner - i love kaskusand google 

9 Januari 2014

[book] Your Journey to be The Ultimate U (2)

Making use of failures as our weapon for success.
Ada beberapa cara memastikan kegagalan sebagai senjata untuk sukses :
(a)    Tidak menghindarinya namun mempelajarinya,
(b)   Telaah dan bedah perkara – perkara internal diri sendiri sebelum menyalahkan factor eksternal
(c)    Lose early – pastikan kalau gagal, maka itu terjadi pada tahap awal, dan
(d)   Senantiasa menjaga harapan dan keceriaan untuk melangkah.

Finding purpose is about finding something that really matters to you.
Tujuan hidup akan menghantarkan pada kehidupan bermakna. Mencari tujuan hidup berhubungan erat  dengan menemukan segala yang teramat sangat kita perdulikan. Tanpa paksaan, tanpa keharusan, tanpa pengorbanan – kita menjalankan keperdulian dengan tulus, sukarela, dan suka cita.



Are we just living a life or are we masters of the art of living?
  Sebutkan kalimat judul diatas saya petik dari filsuf China, Lao Tse yang berbunyi : “Orang – orang yang pawai dalam seni kehidupan TIDAK membedakan antara pekerjaan dengan permainan, antara kesibukan dengan keasyikan, antara pendidikan dengan relaksasi, antara pikiran dengan hati, dan antara kasih sayang dengan agama.”
Memang benar – selalu ada jalan menuju kebahagiaan hakiki bagi setiap orang yang memilih untuk mendengarkan suara hatinya.

We are here to find lives we can love in order to be happy. We are here to live a life that matters to us as God`s creature.

Everything begins with the willingness help & to receive help.
Saat pertolongan di berikan, manfaat dan keutamaan terbesar justru di terima oleh pemberi pertolongan seolah dalam sebuah orchestra, pertanyaan dan pertolongan adalah ,usik indah yang mengisi kehidupan. Syaratnya Cuma satu: ketulusan.

Bertanya, menolong, dan ditolong adalah tarian kehidupan. 
 Kehidupan pribadi juga akan lebih bermakna dan seru saat bersentuhan dengan kehidupan orang lain.
Uang, harta dan jabatan bisa hilang, namun apapun yang ada diantara kedua telinga sepenuhnya milik sendiri. Kalau pun segalanya harus hilang, segalanya bisa kembali didapatkan dengan ilmu, nalar, dan kepedulian.  

What you know is power – the more you know, the more powerful you become. And dont forget to share with others :)



Imajiner - Buku The Journey to be The Ultimate U Karangan Rene Suhardono. @ReneCC

[book] Your Journey To Be Ultimate U

Masih belum bisa membedakan antara profesi dengan passion (baca: lentera jiwa)? Atau target hidup dengan purpose of life? Masih berpikir sukses adalah sekadar pencapaian lambang-lambang kesuksesan (baca: uang, mobil, jabatan, penghargaan atau ketenaran) yang lazim sekarang?

Buku ini berisikan cerita-cerita inspiratif sebagai panduan Anda dalam memulai petualangan asyik & penuh makna untuk menemukan versi terbaik dari diri Anda sendiri, your journey to be the ultimate you.

Sebuah buku yang ditulis dengan hati, bukan sekadar pikiran. Sebuah colekan bahwa sukses adalah semata perjalanan menjadikan diri sendiri yang terbaik, your UltimateU.

Buku karya Rene Suhardono, penulis buku best seller Your Job is Not Your Carreer, hadir kembali dengan buku yang lebih menggelitik Your Journey to be the Ultimate U!


THE WORLD WILL NOT BE WAITING FOR YOU, YOUR LIFE IS!

Betapa hebat seorang Rene "menyadarkan" kita betapa pentingnya bekerja berlandaskan PASSION, PURPOSE, VALUES, ATTITUDE, ABILITY, dan EFFORT.

Hidup terlalu singkat untuk terperankap dalam bosan dan kecilnya diri sebagai pegawai dengan rutinitas sama dan monoton dari hari ke hari. Jika kita merenungi kembali, dan jika kita memandang keluar sedikit dari comfort zone yang sedang kita tinggali sekarang ini, kita akan tersadar "ternyata" banyak sekali peluang-peluang di luar sana yang bisa kita dapatkan yang possibility yan sangat besar dapat membangkitkan diri kita yang sebenarnya. Dan akhirnya membuat kita tersadar bahwa hidup terlalu sedikit nilainya jika cuma berpikir "All about me".

banyak sekali hal yang bisa kita dapatkan dari buku ini, semangat mengejar passion, semangat meraih dan menikmati hari demi hari tanpa keraguan, penyesalan, bahkan ketakutan, hingga motivasi yang bisa menggelitik diri sendiri.


Be who you are, do what you have, have what you need.

8 Januari 2014

[japan] Samurai


Samurai

Samurai (?), atau dalam bahasa Jepang disebut bushi (武士?, [bu͍ꜜ.ɕi̥]) or buke


(武家?), adalah bangsawan militer abad pertengahan dan awal-modern Jepang. Menurut penerjemah William Scott Wilson: "Di Cina, karakter adalah kata yang berarti menunggu atau menemani seseorang di jajaran masyarakat, dan ini juga sebenarnya dari istilah aslinya dalam bahasa Jepang, saburau. Di kedua negara tersebut istilah tersebut biasanya berarti "mereka yang melayani hadir dekat dengan kaum bangsawan," kemudian lafal tersebut berganti menjadi saburai. menurut Wilson, referensi awal untuk kata "samurai" muncul di Kokin Wakashū (905-914), kekaisaran pertama antologi puisi, selesai pada bagian pertama abad ke-10. Pada akhir abad ke-12, samurai menjadi hampir seluruhnya identik dengan Bushi, dan kata itu terkait erat dengan ksatria kelas menengah dan atas. Samurai mengikuti seperangkat aturan yang kemudian dikenal sebagai Bushido. walaupun samaurai masih kurang dari 10% dari populasi Jepang, ajaran mereka masih dapat ditemukan hingga hari ini baik dalam kehidupan sehari - hari maupun dalam seni bela diri modern Jepang.
Istilah yang lebih tepat adalah bushi (武士) (harafiah: "orang bersenjata") yang digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan contohnya, ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.
Samurai harus sopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kakitangan umum bagi daimyo, dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang lain.
Perkataan samurai berasal pada sebelum zaman Heian di Jepang di mana bila seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era Azuchi-Momoyama dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan samurai. Bagaimanapun, pada masa itu, artinya telah lama berubah.
Pada era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang, walaupun pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang (kyujutsu), masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.
Berikut adalah beberapa istilah lain samurai.
  • Buke (武家) – Ahli bela diri
  • Kabukimono - Perkataan dari kabuku atau condong, ia merujuk kepada gaya samurai berwarna-warni.
  • Mononofu (もののふ) - Istilah silam yang berarti panglima.
  • Musha (武者) - Bentuk ringkasan Bugeisha (武芸者), harafiah. pakar bela diri
  • Si () - Huruf kanji pengganti samurai.
  • Tsuwamono () - Istilah silam bagi tentara yang ditonjolkan oleh Matsuo Basho dalam haiku terkemukanya. Arti harafiahnya adalah orang kuat.

Samurai menggunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana adalah senjata yang identik dengan keberadaan mereka, Dalam Bushido diajarkan bahwa katana adalah roh dari samurai dan kadang-kadang digambarkan bahwa seorang samurai sangat tergantung pada katana dalam pertempuran. Mereka percaya bahwa katana sangat penting dalam memberi kehormatan dan bagian dalam kehidupan. Sebutan untuk katana tidak dikenal sampai massa Kamakura (1185–1333), sebelum masa itu pedang Jepang lebih dikenal sebagai tachi dan uchigatana, Dan katana sendiri bukan menjadi senjata utama sampai massa Edo.
Katana

Apabila seorang anak mancapai usia tiga belas tahun, ada upacara yang dikenali sebagai Genpuku. Anak laki-laki yang menjalani genpuku mendapat sebuah wakizashi dan nama dewasa untuk menjadi samurai secara resmi. Ini dapat diartikan dia diberi hak untuk mengenal katana walaupun biasanya diikat dengan benang untuk menghindari katana terhunus dengan tidak sengaja. Pasangan katana dan wakizashi dikenali sebagai Daisho, yang berarti besar dan kecil.
Senjata samurai yang lain adalah yumi atau busur komposit dan dipakai selama beberapa abad sampai masa masuknya senapan pada abad ke-16. Busur komposit model Jepang adalah senjata yang bagus. Bentuknya memungkinkan untuk digunakan berbagai jenis anak panah, seperti panah berapi dan panah isyarat yang dapat menjangkau sasaran pada jarak lebih dari 100 meter, bahkan bisa lebih dari 200 meter bila ketepatan tidak lagi diperhitungkan, Senjata ini biasanya digunakan dengan cara berdiri di belakang Tedate (手盾) yaitu perisai kayu yang besar, tetapi bisa juga digunakan dengan menunggang kuda. Latihan memanah di belakang kuda menjadi adat istiadat Shinto, Yabusame (流鏑馬). Dalam pertempuran melawan penjajah Mongol, busur komposit menjadi senjata penentu kemenangan, Pasukan Mongol dan Cina pada waktu itu memakai busur komposit dengan ukuran yang lebih kecil, apalagi dengan keterbatasannya dalam pemakaian pasukan berkuda.


5 Januari 2014

[power of human] 6 KEKUATAN MANUSIA YANG SANGAT LUAR BIASA.



1. Kekuatan Impian ( The Power of Dream )
Untuk memperoleh hal-hal terbaik dalam hidup ini, kita harus memiliki impian dan tujuan hidup yang jelas.Kita harus berani memimpikan sesuatu yang terbaik bagi hidup kita. Tanpa impian kehidupan akan berjalan tanpa arah dan akhirnya kita tidak menyadari dan tidak mampu mengendalikan ke mana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju.
 





 2. Kekuatan Fokus ( The Power of Fokus )

 Fokus adalah daya untuk melihat sesuatu (termasuk impian, masa depan, sasaran, tujuan hidup dll), Seperti kaca mata yang membantu seseorang untuk melihat lebih jelas. Kekuatan fokus membantu kita melihat sasaran, impian agar lebih jelas sehingga tidak ragu2 untuk melangkah mewujudkannya.
 
3.Kekuatan Disiplin Diri (The Power of Self Discipline)


Menurut filsuf Aristoteles, keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan terbangun dari disipl;in diri yang secara konsisten dan terus menerus melakukan suatu tindakan yang membawa ke puncak prestasi seseorang. Kebiasaan kita akan menentukan masa depan kita. Untuk membangun kebiasaan yang baik diperlukan disiplin diri yang kokoh.






4. Kekuatan Perjuangan ( The Power of Survival )


Setiap manusia diberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan. Seringkali kita lupa untuk belajar bagaimana caranya menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup. Karena justru kegagalan itu sendiri merupakan unsur atau bahan ( ingredient ) yang utama dalam mencapai keberhasilan.
 














5. Kekuatan Pembelajaran ( The Power of Learning )


Salah satu kekuatan manusia adalah kemampuan dia untuk belajar. Dengan belajar kita dapat menghadapi dan menciptakan perubahan dalam hidup kita. Dengan belajar kita dapat tumbuh dari hari ke hari menjadi lebih baik. Belajar adalah proses seumur hidup. Sehingga dengan senantiasa belajar dalam kehidupan ini, kita dapat terus meningkatkan taraf hidup kita menjadi lebih baik lagi.







6. Kekuatan Fikiran ( The Power of  Mind )


Fikiran adalah anugerah dari Tuhan yang paling besar dan paling terindah. Dengan memahami cara bekerja dan mengetahui bagaimana cara mendayagunakan kekuatan fikiran kita dapat menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita. Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan fikiran, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif kita meningkat juga secara bertahap kecerdasan emosional dan spiritual kita akan tumbuh ke tataran yang lebih tinggi.
Terakhir saya akan mengutip apa yang dikatakan oleh Jack Canfield dalam bukunya " The Power of Focus" bahwa kehidupan tidak terjadi begitu saja kepada kita. Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana kita merespons setiap situasi yang terjadi pada kita.
Wassalam,

2 Januari 2014

[education] Tanabata


Tanabata (七夕) atau Festival Bintang adalah salah satu perayaan yang berkaitan dengan musim di Jepang, Tiongkok, dan Korea. Perayaan besar-besaran dilakukan di kota-kota di Jepang, termasuk di antaranya kota Sendai dengan festival Sendai Tanabata. Di Tiongkok, perayaan ini disebut Qi Xi.
Tanggal festival Tanabata dulunya mengikuti kalender lunisolar yang kira-kira sebulan lebih lambat daripada kalender Gregorian. Sejak kalender Gregorian mulai digunakan di Jepang, perayaan Tanabata diadakan malam tanggal 7 Juli, hari ke-7 bulan ke-7 kalender lunisolar, atau sebulan lebih lambat sekitar tanggal 8 Agustus.
Aksara kanji yang digunakan untuk menulis Tanabata bisa dibaca sebagai shichiseki (七夕?, malam ke-7). Di zaman dulu, perayaan ini juga ditulis dengan aksara kanji yang berbeda, tapi tetap dibaca Tanabata (棚機?). Tradisi perayaan berasal dari Tiongkok yang diperkenalkan di Jepang pada zaman Nara.
Hiasan Tanabata di Sendai
Di zaman kuno Tiongkok terdapat tradisi merayakan pergantian musim di bulan ke-7 hari ke-7 menurut kalender Tionghoa (bulan ke-7 merupakan bulan pertama di musim gugur). Alasan dan sejak kapan hari ke-7 bulan ke-7 mulai dijadikan hari istimewa tidak diketahui dengan pasti. Literatur tertua yang menceritakan peristiwa di hari tersebut adalah Simin yueling (四民月令, almanak petani) karya Cui Shi yang menulis tentang tradisi menjemur atau mengangin-anginkan buku di bawah sinar matahari.
Menurut kalender yang pernah digunakan di Jepang seperti kalender Tempo, Tanabata dirayakan pada hari ke-7 bulan ke-7 sebelum perayaan Obon. Setelah kalender Gregorian mulai digunakan di Jepang, Tanabata dirayakan pada 7 Juli, sedangkan sebagian upacara dilakukan di malam hari tanggal 6 Juli. Di wilayah Jepang sebelah timur seperti Hokkaido dan Sendai, perayaan dilakukan sebulan lebih lambat sekitar 8 Agustus.

Sejarah

Tanabata diperkirakan merupakan sinkretisme antara tradisi Jepang kuno mendoakan arwah leluhur atas keberhasilan panen dan perayaan Qi Qiao Jie asal Tiongkok yang mendoakan kemahiran wanita dalam menenun. Pada awalnya Tanabata merupakan bagian dari perayaan Obon, tapi kemudian dijadikan perayaan terpisah. Daun bambu (sasa) digunakan sebagai hiasan dalam perayaan karena dipercaya sebagai tempat tinggal arwah leluhur.
Legenda Qi Xi pertama kali disebut dalam literatur Gushi shijiu shou (古詩十九編, 19 puisi lama) asal Dinasti Han yang dikumpulkan kitab antologi Wen Xuan (文選). Selain itu, Qi Xi juga tertulis dalam kitab Jing-Chu suishi ji (荊楚歲時記, festival dan tradisi tahunan wilayah Jing-Chu) dari zaman Dinasti Utara dan Selatan, dan kitab Catatan Sejarah Agung. Literatur Jing-Chu suishi ji mengisahkan para wanita memasukkan benang berwarna-warni indah ke lubang 7 batang jarum pada malam hari ke-7 bulan ke-7 yang merupakan malam bertemunya Qian Niu dan Zhi Nu, dan persembahan diletakkan berjajar di halaman untuk memohon kepandaian dalam pekerjaan menenun.
Legenda asli Jepang tentang Tanabatatsume dalam kitab Kojiki mengisahkan seorang pelayan wanita (miko) bernama Tanabatatsume yang harus menenun pakaian untuk dewa di tepi sungai, dan menunggu di rumah menenun untuk dijadikan istri semalam sang dewa agar desa terhindar dari bencana. Perayaan Qi Xi dihubungkan dengan legenda Tanabatatsume, dan nama perayaan diubah menjadi "Tanabata". Di zaman Nara, perayaan Tanabata dijadikan salah satu perayaan di istana kaisar yang berhubungan dengan musim. Di dalam kitab antologi puisi waka berjudul Man'yōshū terdapat puisi tentang Tanabata karya Ōtomo no Yakamochi dari zaman Nara. Setelah perayaan Tanabata meluas ke kalangan rakyat biasa di zaman Edo, tema perayaan bergeser dari pekerjaan tenun menenun menjadi kepandaian anak perempuan dalam berbagai keterampilan sebagai persiapan sebelum menikah.

Legenda

Legenda Tanabata di Jepang dan Tiongkok mengisahkan bintang Vega yang merupakan bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra sebagai Orihime (Shokujo), putri Raja Langit yang pandai menenun. Bintang Altair yang berada di rasi bintang Aquila dikisahkan sebagai sebagai penggembala sapi bernama Hikoboshi (Kengyū). Hikoboshi rajin bekerja sehingga diizinkan Raja Langit untuk menikahi Orihime. Suami istri Hikoboshi dan Orihime hidup bahagia, tapi Orihime tidak lagi menenun dan Hikoboshi tidak lagi menggembala. Raja Langit sangat marah dan keduanya dipaksa berpisah. Orihime dan Hikoboshi tinggal dipisahkan sungai Amanogawa (galaksi Bima Sakti) dan hanya diizinkan bertemu setahun sekali di malam hari ke-7 bulan ke-7. Kalau kebetulan hujan turun, sungai Amanogawa menjadi meluap dan Orihime tidak bisa menyeberangi sungai untuk bertemu suami. Sekawanan burung kasasagi terbang menghampiri Hikoboshi dan Orihime yang sedang bersedih dan berbaris membentuk jembatan yang melintasi sungai Amanogawa supaya Hikoboshi dan Orihime bisa menyeberang dan bertemu.
Literatur klasik tentang legenda Tanabata melahirkan berbagai macam variasi cerita rakyat di berbagai daerah di Tiongkok. Di beberapa tempat, variasi legenda Tanabata dijadikan naskah sandiwara dan diangkat sebagai naskah Opera Tiongkok. Di antara naskah-naskah yang terkenal seperti Tian he pei dipentaskan sebagai Opera Beijing. Kisahnya tentang penggembala sapi bernama Niulang yang mencuri pakaian salah seorang bidadari bernama Zhinu yang sedang mandi. Niulang menikah dengan Zhinu sampai pada akhirnya bidadari Zhinu harus kembali ke langit. Niulang mengejar Zhinu sampai naik ke langit, tapi ibu Zhinu yang bernama Xi Wangmu (dewi surga) memisahkan tempat tinggal Niulang dan Zhinu dengan sebuah sungai. Cerita ini mirip dengan cerita rakyat Jepang yang berjudul Hagoromo.
Bintang bernama Zhinu dan bintang bernama Niulang pertama kali disebut dalam kitab Shi Jing (kira-kira terbitan 1000 SM), tapi tidak secara pasti menunjuk ke bintang yang spesifik. Dalam kitab Catatan Sejarah Agung asal Dinasti Han Barat, bintang Niulang menunjuk ke rasi bintang Lembu dan bintang Zhinu menunjuk ke rasi bintang Kawatsusumi. Sesuai dengan perkembangan legenda Tanabata, bintang Niulang (Hikoboshi) akhirnya menunjuk ke bintang Altair.

Tradisi

Perayaan dilakukan di malam ke-6 bulan ke-7, atau pagi di hari ke-7 bulan ke-7. Sebagian besar upacara dimulai setelah tengah malam (pukul 1 pagi) di hari ke-7 bulan ke-7. Di tengah malam bintang-bintang naik mendekati zenith, dan merupakan saat bintang Altair, bintang Vega, dan galaksi Bima Sakti paling mudah dilihat.
Kemungkinan hari cerah pada hari ke-7 bulan ke-7 kalender Tionghoa lebih besar daripada 7 Juli yang masih merupakan musim panas. Hujan yang turun di malam Tanabata disebut Sairuiu (洒涙雨?), dan konon berasal dari air mata Orihime dan Hikoboshi yang menangis karena tidak bisa bertemu.
Festival Tanabata dimeriahkan tradisi menulis permohonan di atas tanzaku atau secarik kertas berwarna-warni. Tradisi ini khas Jepang dan sudah ada sejak zaman Edo. Kertas tanzaku terdiri dari 5 warna (hijau, merah, kuning, putih, dan hitam). Di Tiongkok, tali untuk mengikat terdiri dari 5 warna dan bukan kertasnya. Permohonan yang dituliskan pada tanzaku bisa bermacam-macam sesuai dengan keinginan orang yang menulis.
Kertas-kertas tanzaku yang berisi berbagai macam permohonan diikatkan di ranting daun bambu membentuk pohon harapan di hari ke-6 bulan ke-7. Orang yang kebetulan tinggal di dekat laut mempunyai tradisi melarung pohon harapan ke laut sebagai tanda puncak perayaan, tapi kebiasaan ini sekarang makin ditinggalkan orang karena hiasan banyak yang terbuat dari plastik.

Perayaan di berbagai daerah

Tanabata dirayakan secara besar-besaran di berbagai kota, seperti: Sendai, Hiratsuka, Anjo, dan Sagamihara. Perayaan dimulai setelah Perang Dunia II dengan maksud untuk menggairahkan ekonomi, terutama di wilayah Jepang bagian utara.
Di zaman dulu, Sendai sering berkali-kali dilanda kekurangan pangan akibat kekeringan dan musim dingin yang terlalu dingin. Di kalangan penduduk lahir tradisi menulis permohonan di atas secarik kertas tanzaku untuk meminta dijauhkan dari bencana alam. Date Masamune menggunakan perayaan Tanabata untuk memajukan pendidikan bagi kaum wanita, dan hiasan daun bambu mulai terlihat di rumah tinggal kalangan samurai dan penduduk kota. Di zaman Meiji dan zaman Taisho, perayaan dilangsungkan secara kecil-kecilan hingga penyelenggaraan diambil alih pusat perbelanjaan pada tahun 1927. Pusat perbelanjaan memasang hiasan Tanabata secara besar-besaran, dan tradisi ini berlanjut hingga sekarang sebagai Sendai Tanabata.


Mengenai Saya

Foto Saya
sikap sederhana, hidup harus LUAR BIASA.